Thursday, August 23, 2012

Take It for Granted

Where were these peoples when he’s a live?”
Begitu pertanyaan yang dilontarkan salah satu bodyguard Michael Jackson pada salah satu wawancara televisi pasca meninggalnya sang bintang.

Fans yang berjubel, menangis di depan rumah almarhum, meninggalkan banyak karangan bunga, pesan, bingkisan..dimana mereka saat sang bintang diberitakan depresi, terbelit hutang, bangkrut?

Mungkin saja, mereka yang menangis tersedu ini adalah orang yang mentertawakan Michael saat Michael tertangkap salah kostum di Dubai. Mungkin mereka orang yang menghujat Michael ketika kasus pelecehan seksual terhadap anak mencuat . Lalu, kenapa harus merasa begitu kehilangan saat sang bintang meninggal?

Waktu opa (papa ku) meninggal, aku sempat bingung. Ada perasaan yang selama ini tidak pernah aku rasakan, dan sampai sekarang pun tidak bisa di definisikan. Mungkin teman-teman yang sudah kehilangan orang tua juga merasakan rasa yang sama. Ada perasaan bingung tak terkira, bercampur rasa tidak percaya kalau hal ini (ditinggal mati papa) terjadi padaku, juga perasaan marah karena kepergiannya yang tanpa ‘persiapan’ sebelumnya. Entah bercampur rasa apalagi, hasilnya seperti yang aku bilang di awal, tidak terdefinisikan.
Perasaan ini mengingatkan bahwa aku sering mengabaikan hal-hal baik yang terjadi pada keseharian ku. Pikiran “sudah seharusnya begitu” mengalahkan “ini adalah karunia”

Pelukan hangat ketika kita butuh di peluk..sudah seharusnya begitu
Sarapan pagi yang menanti.. sudah seharusnya begitu
Rumah yang bersih .. sudah seharusnya begitu
Semua tagihan yang terbayar tanpa denda .. sudah seharusnya begitu
Seseorang yang ada dirumah ketika kita pulang....sudah seharusnya begitu
Telpon dari teman, sahabat, saudara yang menanyakan kabar atau sekedar say hai.. sudah seharusnya begitu

Sesuatu yang selalu ada, biasanya tidak dihargai karena kita berasumsi memang sudah seharusnya begitu.  Dan ketika yang ”sudah seharusnya begitu” tiba-tiba tidak lagi tersedia..ada rasa kehilangan, penyesalan, kesadaran yang sudah sangat terlambat

Related Posts:

  • Kebakaran Tengah MalamTengah malem..lagi asik-asik nya ngerjain sesuatu di PC, tiba2 ada suara listrik-putus-sambung di iringi bunyi letusan. Cukup keras sih bunyinya, aku gk kepikiran apa-apa..Tiba-tiba rumah sebelah ribut..ribut banget..iseng-is… Read More
  • Sehari di Sekolah alBoogieSeperti biasa, Boogie suka sekali bercerita. Tadi dia bercerita tentang sekolahnya..apa yang dia lakukan di sekolah.Tapi tidak seperti biasanya, aku sedih bahkan marah pada sekolah Boogie.Astaqfirullah..apa yang telah di ajar… Read More
  • UWAKUdah mo 3 mingguan anak-anak di tinggal di rumah berdua aja.Alhamdulilah semuanya masih under control..Rumah tetap berantakan walopun si berdua ini udah bebenah sebisa nya..Nah..kmaren itu si uwak dateng ke rumah. Uwak ini te… Read More
  • TemanBeberapa hari yang lalu di milis dunia-ibu yang aku ikutin lagi ngebahas 'Hadiah dari Tuhan' untuk kita, which is our friends. Teman beda ama 'kenalan'..kalo mo di urut berdasarkan jenjang kedekatan emosi, urutannya bisa jad… Read More
  • Loyang nya Asrita ;)Tahun ini, lebaran pertama tanpa ibuk.Biasanya, jauh-jauh hari sebelum puasa, ibuk pasti nelponin ke Batam..interogasi'Bawang goreng masih ada Ta? Dendeng mo di kirim lagi? Sambel pecel yang gk pedas nanti Puti bikinin ya, an… Read More

0 comments: