04 May 2006
Hari ini aku jadi saksi sebuah luka.
Teman ku melukai hati istrinya dengan tidak sengaja. Kecerobohan yang mesti di bayar dengan mahal.
Kepercayaan yang selama ini tertanam di hati sang istri, terkikis karenanya.
Apalagi yang lebih berarti daripada kepercayaan sepenuh hati.
Seorang gadis datang pada teman ku, gadis tak berdaya, sakit, terluka.
Entah kenapa dia bersandar pada temanku, membagi duka nya, sakit nya, deritanya.
Temanku seorang yang baik dan lembut hati,
Mendengar ceritanya, mencoba memahami deritanya, memeluknya ketika lemah.
Kawan,
Tahukah dirimu, kebaikan mu berbuah luka?
Tiada wanita yang rela berbagi, apalagi dengan seorang gadis yang begitu bergantung nya padamu.
Yang mengharapkan mu setiap saat, yang memanggil mu ketika lelah, ketika kamu berada di tengah keluarga.
Teman baikku, tiada pertemanan yang seperti itu, agama kita sudah mengaturnya.
Sekarang, luka telah terlanjur berdarah di hati istrimu, sadarlah.
Tidak berharga rasanya menolong orang lain dengan mengorbankan hati orang tercinta.
Sudahlah, lepaskan dirimu dari segala rasa yang ber-label kasihan itu.
Serahkan urusan gadis itu kepada orang-orang yang dekat dengan nya, deritanya bukan tanggung jawabmu.
Ada hati yang harus kau obati.
Hati yang dengan tidak sengaja kau lukai
Hati seorang yang mencintaimu.
Teman, mengembun mataku mendengar perkataan istrimu
Begitu cinta nya dia padamu, begitu berarti kehadiran mu untuk nya.
Tersenyumku mendengar pengakuanmu,
Betapa kau mencintai istrimu, ah..kalian memang serasi.
Belajar, ada yang kupelajari dari kejadian ini
Betapa mahal nya arti sebuah kepercayaan, dan betapa mudah nya kepercayaan dimusnahkan
sengaja, atau pun tidak
Diluar sana,
Banyak kejadian, banyak orang, banyak rentetan peristiwa yang menguji keteguhan iman
Tapi ada hati yang selalu harus kau jaga, hati orang-orang yang mencintai mu
Selalu bertanya pada diri, benarkah yang kau lakukan
Jika tidak ada jawaban atau ragu yang muncul, bertanya pada Nya
Dialah sebaik-baik pemberi jawaban.
Berkaca,
Aku berkaca atas kejadian ini.
Betapa mudah nya luka tertoreh, dan betapa kuatnya kekuatan cinta.
Hari ini aku jadi saksi sebuah luka.
Teman ku melukai hati istrinya dengan tidak sengaja. Kecerobohan yang mesti di bayar dengan mahal.
Kepercayaan yang selama ini tertanam di hati sang istri, terkikis karenanya.
Apalagi yang lebih berarti daripada kepercayaan sepenuh hati.
Seorang gadis datang pada teman ku, gadis tak berdaya, sakit, terluka.
Entah kenapa dia bersandar pada temanku, membagi duka nya, sakit nya, deritanya.
Temanku seorang yang baik dan lembut hati,
Mendengar ceritanya, mencoba memahami deritanya, memeluknya ketika lemah.
Kawan,
Tahukah dirimu, kebaikan mu berbuah luka?
Tiada wanita yang rela berbagi, apalagi dengan seorang gadis yang begitu bergantung nya padamu.
Yang mengharapkan mu setiap saat, yang memanggil mu ketika lelah, ketika kamu berada di tengah keluarga.
Teman baikku, tiada pertemanan yang seperti itu, agama kita sudah mengaturnya.
Sekarang, luka telah terlanjur berdarah di hati istrimu, sadarlah.
Tidak berharga rasanya menolong orang lain dengan mengorbankan hati orang tercinta.
Sudahlah, lepaskan dirimu dari segala rasa yang ber-label kasihan itu.
Serahkan urusan gadis itu kepada orang-orang yang dekat dengan nya, deritanya bukan tanggung jawabmu.
Ada hati yang harus kau obati.
Hati yang dengan tidak sengaja kau lukai
Hati seorang yang mencintaimu.
Teman, mengembun mataku mendengar perkataan istrimu
Begitu cinta nya dia padamu, begitu berarti kehadiran mu untuk nya.
Tersenyumku mendengar pengakuanmu,
Betapa kau mencintai istrimu, ah..kalian memang serasi.
Belajar, ada yang kupelajari dari kejadian ini
Betapa mahal nya arti sebuah kepercayaan, dan betapa mudah nya kepercayaan dimusnahkan
sengaja, atau pun tidak
Diluar sana,
Banyak kejadian, banyak orang, banyak rentetan peristiwa yang menguji keteguhan iman
Tapi ada hati yang selalu harus kau jaga, hati orang-orang yang mencintai mu
Selalu bertanya pada diri, benarkah yang kau lakukan
Jika tidak ada jawaban atau ragu yang muncul, bertanya pada Nya
Dialah sebaik-baik pemberi jawaban.
Berkaca,
Aku berkaca atas kejadian ini.
Betapa mudah nya luka tertoreh, dan betapa kuatnya kekuatan cinta.