Jaya Setiabudhi, temen ku yang jg pebisnis dan motivator tingkat wahid tanpa pernah kenal putus asa selalu memotivasi ku untuk keluar dari pekerjaan sekarang, dan bikin bisnis sendiri..menurut dia, aku akan lebih baik dari pada sekarang.
"Kamu harus keluar dari kemapanan mu dulu, sekarang kamu terlalu lena dengan gaji, fasilitas, kerjaan stabil. Bagaimana kamu bisa serius berbisnis kalau mindset mu tetap mindset pegawai".
"Bakar jembatannya, Ta! Biar gk ada kata 'kembali'..biar semangat mu berlipat-lipat untuk sukses di bisnis"
Sayangnya..dorongan semangat itu belum mampu menggerakkan ku..
Dalam sedetik,aku bisa ngasih lebih dari 1 alasan 'kenapa' nya :(
Bakar jembatannya! Slogan ini di praktekan temen ku yang lain, Veris. Pekerjaan yang mapan di tinggalkan..Rumah, mobil, perabotan di jual..istri dan anak2 di ungsikan sementara ke orang-tua. Dan Veris memilih pindah ke Australia..
Sekarang, Veris hampir tiap minggu mengirimkan photo2 wiken bersama istri tertjintah di Ausie sana..dengan mobil mentereng tentunya :)
Banyak banget temen-temen ku yang sudah "membakar-jembatan-nya". Achmad Solehudin yang nekat berhenti kerja dan loncat ke negara tetangga, Eddie yang nekat pindah dari Amrik untuk buka toko di Mangga Dua, Silvy yang tiba-tiba berubah status jadi ibu-rumah-tangga sesuai dambaan hatinya, Vita yang dari manager menjadi bakul kue langganan ibu2 pejabat di JKT..
List ini akan terus bertambah dan bertambah..
Bakar Jembatannya..
Kata-kata ini selalu terngiang ketika seseorang berani keluar dari kemapanan untuk mewujudkan mimpinya.
Kata-kata ini jg yang terngiang ketika tadi pagi aku memutuskan untuk berjilbab :)
Bakar jembatannya Ta!
"Kamu harus keluar dari kemapanan mu dulu, sekarang kamu terlalu lena dengan gaji, fasilitas, kerjaan stabil. Bagaimana kamu bisa serius berbisnis kalau mindset mu tetap mindset pegawai".
"Bakar jembatannya, Ta! Biar gk ada kata 'kembali'..biar semangat mu berlipat-lipat untuk sukses di bisnis"
Sayangnya..dorongan semangat itu belum mampu menggerakkan ku..
Dalam sedetik,aku bisa ngasih lebih dari 1 alasan 'kenapa' nya :(
Bakar jembatannya! Slogan ini di praktekan temen ku yang lain, Veris. Pekerjaan yang mapan di tinggalkan..Rumah, mobil, perabotan di jual..istri dan anak2 di ungsikan sementara ke orang-tua. Dan Veris memilih pindah ke Australia..
Sekarang, Veris hampir tiap minggu mengirimkan photo2 wiken bersama istri tertjintah di Ausie sana..dengan mobil mentereng tentunya :)
Banyak banget temen-temen ku yang sudah "membakar-jembatan-nya". Achmad Solehudin yang nekat berhenti kerja dan loncat ke negara tetangga, Eddie yang nekat pindah dari Amrik untuk buka toko di Mangga Dua, Silvy yang tiba-tiba berubah status jadi ibu-rumah-tangga sesuai dambaan hatinya, Vita yang dari manager menjadi bakul kue langganan ibu2 pejabat di JKT..
List ini akan terus bertambah dan bertambah..
Bakar Jembatannya..
Kata-kata ini selalu terngiang ketika seseorang berani keluar dari kemapanan untuk mewujudkan mimpinya.
Kata-kata ini jg yang terngiang ketika tadi pagi aku memutuskan untuk berjilbab :)
Bakar jembatannya Ta!