Monday, June 16, 2014

PAGAR TINGGI ATAU….

Di SMP Gilang, setiap siswa diijinkan membawa HP,BB dan laptop. Bagi yang membawa android keluaran terbaru, atau laptop layar sentuh..mangga, silahkan.

Ada aturan kapan gadget itu bisa digunakan di kawasan sekolah. Ada aturan tentang apa yang tidak boleh dilakukan dengan gadget di kawasan sekolah. Tapi membawa gadget..bawa aja. Gak ada razia yang mengaharuskan guru memeriksa tas siswa dan menyandera gadget.

Lalu..apa sekolah tutup mata dengan kejahatan internet? Apa guru-guru malah menganjurkan anak-anak ber-bb atau FB an? Bukannya yang namanya pornografi seperti wabah yang mengincar anak-anak ABG ini?

Disinilah pendidikan berperan.

Para guru memilih untuk menjadi pendidik, bukan polisi atau jagal.

Fungsi teknologi di manfaatkan to-the-max. Laptop untuk browsing di sekolah, group BB, bahkan foto hasil jepretan anak-anak ABG ini gak kalah kualitas nya dengan foto seorang photographer.

Dewan guru memutuskan untuk menetapkan aturan-aturan baku tanpa perlu memasung kreatifitas anak-anak didiknya. Mereka memilih untuk memberikan kebebasan berbatas dan memberikan pengetahuan cukup untuk anak didiknya.

Dan di datangkan lah para ahli kesekolah itu untuk memberikan bekal pengetahuan penting. Ada bapak-ibu polisi yang mempresentasikan bahaya narkoba. Ada ibu psikiater yang menjelaskan tentang ‘gaul’ nya anak muda. Ada guru BP yang diaktifkan dengan program yang lebih terarah.

Pilihan  kegiatan extra kurikuler membuat para murid tidak hanya terpaku pada nilai akademis. Sebut saja kegiatan robotic yang membawa para siswa sampai ke benua Amerika! Atau kegiatan olahraga yang menambah pajangan medali dan piala. UKS dan PMR yang bukan sekedar basa-basi juga menjadi andalan. Dan coba intip kebun dan taman di sekolah ini. Indah!

Apa pembekalan itu menjamin tidak ada penyalahgunaan?

Ya enggak lah.

Mungkin ada juga yang menggunakan teknologi untuk hal-hal lain.  
Selalu ada 2 sisi berbeda di setiap keping mata uang.

Dewan guru tidak memilih membangun pagar tinggi yang menghalangi teknologi masuk ke kehidupan para siswa. Sebagai gantinya, mereka meng-educate, membekali, dan memberikan kemampuan untuk menggunakan teknologi.

Selanjutnya, pilihan diserahkan pada tiap individu.



Related Posts:

  • It Makes You HumanTeman ku bercerita tentang ayah dan ibunya. Buat ku, ayah-ibunya adalah contoh sempurna dari orang-orang yang bertanggung jawab atas hidup mereka. Dimataku, si ayah adalah pria sejati yang begitu mencintai keluarga nya dengan… Read More
  • BERIKAN YANG TERBAIK Ada sekaleng minyak goreng bekas di dapur kakak ku. Pembantunya sengaja mengumpulkan minyak goreng sisa atas perintah ibu mertua. Minyak goreng itu akan beliau berikan pada tukang bersih-bersih kompleks. Keluarga ini tidak m… Read More
  • SAMSON, Cinta Tak BersyaratNamanya Samson Tentu saja itu hanya julukan. Aku tidak pernah tau siapa nama aslinya. Yang ku tau, para orang tua melarang anak-anak bergaul dengan Samson. Wajar saja, Samson terkenal sebagai anak nakal. Perkenalanku -kalau … Read More
  • Kursi BerduriDirumah ada kursi berduri.. Kursi Kha Kha duduk di kursi ini -dengan sukarela atau dengan paksaan- hanya jika Kha berbuat yang tidak semestinya. Sebenarnya, bukan benar-benar kursi yang ada duri-durinya. Karena duduk di ku… Read More
  • You Make My World So Colorfull - DSDaniel Sahuleka...penyanyi sentimental asal Semarang Membawa ingatan ke jaman dulu... Dimana konsekwensi segala tindakan sama sekali tidak terpikirkan :) Ketika pilihan dipilih hanya karena keinginan sesaat Saat waktu … Read More

0 comments: