Ada undangan rapat dari sekolah anak ku, sekolah dasar Islam yang sedang tumbuh membangun. Dulu pada saat pendaftaran, orang tua murid komit untuk mendukung semua kegiatan sekolah, dan komitment itu jadi motor yang kuat untuk hadir di rapat sekolah :)
Bukan isi atau hasil rapat yang ingin aku tulis.
Tapi runtutan kejadian di sekolah Gilang hari itu.
Seperti biasa, aku datang bersama 2 anak ku, Gilang dan alBoogie.
Seperti biasa juga kalau anak-anak bertemu teman-teman nya, yang dilakukan gk jauh dari kejar-kejaran, main bola, lari-lari kemana-mana. Sementara kaum orang tua berkelompok dan ngobrol, acara rapat belum di mulai.
Tapi..aku merasa kok tiba-tiba sepi?
Kemana anak-anak yang tadi berlarian?
Penasaran, aku cari keluar kelas. Gk terlihat anak-anak ku.
Tanya-tanya ke teman-teman nya yang lebih gede, mereka juga gk tau.
Tiba-tiba, dari arah belakang sekolah 5 sampai 10 anak berlari-lari lagi.
Muka, tangan, rambut, kaki mereka basah oleh air, celana dan lengan baju di gulung.
Aku spontan bertanya setengah teriak "Gilang Boogie dari mana?"
"Wudhu Bun, mo sholat duha dulu"
Mak nyeesss rasanya...anak-anak itu..
Bu guru rupanya memperhatikan ku, "Iya bunda, anak-anak sudah terbiasa sholat dhuha, jadi gk usah di suruh juga mereka sholat sendiri"
Mengembun mataku..
Waktu aku lihat anak ku menjadi imam, kupeluk bu guru..terima kasih bu, terima kasih untuk hari yang indah ini, terima kasih untuk rasa ini, terima kasih untuk semuanya.
0 comments:
Post a Comment