Wednesday, August 30, 2006

Belajar sabar dari Gilang


Seringkali ke-sok-tahuan ku terjawab dengan instant.
Anak ku Gilang cerita, teman nya ada yang merebut makanan yang di bawa Gilang.
'Mas sudah bilangin lho bunda kalo mau ya bilang aja, tapi tetap di rebut. Mungkin dirumahnya gk pernah dimasakin telor orak-arik seperti yang bunda masak'
hem..mas kok masih belain temen yang nakal sih.
'Mas Gilang lawan donk, kalo bunda sih kalo ada yang berani kayak gitu ke bunda, bunda hajar. Bunda gk peduli kalau bunda kalah atau menang, yang penting bunda puas'.

Gilang diam.

Aku tau, itu tandanya pendapat kami tidak seiring.
'Biarin aja bun, kata nabi sabarlah dan surga untuk mu'
Gantian aku yang diam, dan manyun! Rasanya gk rela mesti mengikuti sunah nabi. Lagian enak bener orang jahat kalo semua orang baik ngikutin sunah nabi,huh!

Malamnya, gk seperti biasa, aku nonton tivi..jam 9 malam.
Di RTM Malaysia, ada filem tentang Mahatma Gandhi.
Kira-kira 3 jam aku ngikutin pilem biography yang difilemkan dengan sangat menyentuh hati.
Tokoh Gandhi muda yang idealis, teman-temannya yang setia, tentara Inggris yang kelimpungan, serta masyarakat India yang akhirnya merdeka dari penjajahan Inggris.
Prinsip-prinsip Gandhi sederhana saja, antara lain 'jangan melawan kekerasan dengan kekerasan'.
Keluar masuk penjara dijalani Gandhi dengan hati ikhlas, tidak pernah menyimpan dendam.
Hidup sederhana, menenun pakaian sendiri, memberi makan ternak, berbagi pikiran dan perasaan dengan istri tercinta.
Tapi..satu itu yang menyentuh hati ku 'jangan melawan kekerasan dengan kekerasan'.
Dengan caranya sendiri, Gandhi berhasil masuk ke dalam hati bangsa India.
Bukan karena kekayaannya, kepintarannya, atau status bangsawan..tetapi karena prinsip hidup sederhana yang ditularkannya pada keluarga, orang terdekat, masyarakat, sampai akhirnya ke seluruh bangsa India.

Ah Gilang...
Bunda sepertinya mengerti jalan pikiran mu, sayang.
Bunda gk akan memaksa Gilang untuk membalas perbuatan teman-teman Gilang menurut 'cara bunda'

Tapi anak ku,
Jangan terlalu berharap bunda mengikuti cara mu dan cara Gandhi saat ini juga ya..bunda perlu waktu untuk lebih sabar, lebih arif, lebih bisa menahan rasa.
Mungkin perlu waktu tahunan, mungkin sampai bunda menutup mata, bunda gk sabar-sabar juga. One thing for sure, I'll keep on trying.

Love you son, thanks for being my son.

Thanks God, alhamdulilah.

2 comments:

A. Ann said...

Aiihhhh berkaca-kaca deh bacanya. Hebat banget Gilang. Salut utk Bunda & Panda-nya yang udah mendidik dengan hebat :-)

asrita said...

Makasih ya tante Anne..
Kalo kata bunda nya mah makasih ke Gilang yang udah bikin bundanya rada eling hehehe...
thanks for coming ya say..