Punya anak ABG tuh gk gampang, apalagi di kondisi gk ideal. Kondisi yang ideal (menurut ku) ada orang tua lengkap (ayah-ibu) yang se-ide, saling mendukung, dengan tiada masalah financial, bertempat tinggal di lingkungan yang aman, nyaman, serta di dukung keluarga besar/kerabat yang solid.
Satu saja dari kondisi di atas gk terpenuhi..trust me, perjuangannya lebih berat.
And here I am, dengan kondisi yang (menurut ku) jauhbanget dari ideal, dan harus dealing dengan 2 ABG.
Cape badan; selalu menetapkan aturan, menghabiskan energy kalo aturan tersebut di langgar, belum lagi kalo ternyata aturan yang kita (gw) tetapkan bertentangan dengan kebiasaan keluarga besar. Pernah liat badut juggling? Itu lho, badut yang lempar2 bola berwarna-warni di tangannya. Semakin banyak bola yang di lempar2 kan, semakin menyita resource. Itu yang aku rasain..
Being a bad guy; apalagi ada orang yang memanfaatkan kondisi untuk jadi good guy di depan anak2 ku(najeesss deh!). Menegakkan disiplin emang gk gratis.
Akhirnya aku cape. Cape, bukan menyerah. InsyaAlloh sampai penghabisan seorang ibu gk akan pernah menyerah..benar kan ibu2.
Then I sit and have a deep thinking
Aku gk bisa(atau kalaupun mungkin akan sangat menyita resources) untuk merubah kondisi2 non ideal menjadi ideal.
Energy, waktu, financial ku cuman segini2 nya..menambah beban seperti badut juggling yg di tambahin bola baru..pasti ada point he will failed..bola2 nya akan berantakan.
Yang paling mungkin aku lakukan adalah berunding dengan anak2 ku yang pada dasarnya anak baik2.
Nak, bunda maklum kalo kalian kadang2 bingung dengan diri kalian sendiri. Ini semua memang harus kita lalui. Sebelumnya bunda belum pernah punya anak ABG, dan kalian juga belum pernah jadi ABG. Jadi kita sama-sama belajar.
Kalian belajar untuk menjadi lebih dewasa, bunda belajar untuk menerima kenyataan bahwa kalian sedang dalam proses untuk menjadi dewasa
(tentu saja kalimatnya gk seperti itu..tp kira2 begitu lah intinya)
Yang aku ingin mereka mengerti bahwa apapun yang kulakukan, selalu di dasari niat baik agar mereka bisa lebih mandiri, gk bergantung pada orang lain, dan punya harga diri.
Dan aku juga harus selalu sadar, semua kesalahan yang mreka lakukan adalah proses pendewasaan.
Jalan masih panjang..
Satu saja dari kondisi di atas gk terpenuhi..trust me, perjuangannya lebih berat.
And here I am, dengan kondisi yang (menurut ku) jauh
Cape badan; selalu menetapkan aturan, menghabiskan energy kalo aturan tersebut di langgar, belum lagi kalo ternyata aturan yang kita (gw) tetapkan bertentangan dengan kebiasaan keluarga besar. Pernah liat badut juggling? Itu lho, badut yang lempar2 bola berwarna-warni di tangannya. Semakin banyak bola yang di lempar2 kan, semakin menyita resource. Itu yang aku rasain..
Being a bad guy; apalagi ada orang yang memanfaatkan kondisi untuk jadi good guy di depan anak2 ku(najeesss deh!). Menegakkan disiplin emang gk gratis.
Akhirnya aku cape. Cape, bukan menyerah. InsyaAlloh sampai penghabisan seorang ibu gk akan pernah menyerah..benar kan ibu2.
Then I sit and have a deep thinking
Aku gk bisa(atau kalaupun mungkin akan sangat menyita resources) untuk merubah kondisi2 non ideal menjadi ideal.
Energy, waktu, financial ku cuman segini2 nya..menambah beban seperti badut juggling yg di tambahin bola baru..pasti ada point he will failed..bola2 nya akan berantakan.
Yang paling mungkin aku lakukan adalah berunding dengan anak2 ku yang pada dasarnya anak baik2.
Nak, bunda maklum kalo kalian kadang2 bingung dengan diri kalian sendiri. Ini semua memang harus kita lalui. Sebelumnya bunda belum pernah punya anak ABG, dan kalian juga belum pernah jadi ABG. Jadi kita sama-sama belajar.
Kalian belajar untuk menjadi lebih dewasa, bunda belajar untuk menerima kenyataan bahwa kalian sedang dalam proses untuk menjadi dewasa
(tentu saja kalimatnya gk seperti itu..tp kira2 begitu lah intinya)
Yang aku ingin mereka mengerti bahwa apapun yang kulakukan, selalu di dasari niat baik agar mereka bisa lebih mandiri, gk bergantung pada orang lain, dan punya harga diri.
Dan aku juga harus selalu sadar, semua kesalahan yang mreka lakukan adalah proses pendewasaan.
Jalan masih panjang..