Dirumah ada kursi berduri..
Kursi Kha
Kha duduk di kursi ini -dengan sukarela atau dengan paksaan- hanya jika Kha berbuat yang tidak semestinya.
Sebenarnya, bukan benar-benar kursi yang ada duri-durinya. Karena duduk di kursi ini amat sangat tidak nyaman, kursi ini di namain "Kursi Berduri"
Biasanya, Kha akan menangis keras kalau bunda maksa duduk di kursi ini.
Dia akan berdiri lagi, dan berdiri lagi
Bunda akan mendudukannya lagi, dan mendudukannya lagi
Pernah posesi berdiri dan duduk ini (disertai tangis keras jejeritan, kaya anak baru di suntik sunat) berlangsung hampir 30 menit.
Dua-duanya (Kha dan Bunda) bertahan dengan kemauan masing-masing
Akhirnya, karena Bunda lebih persistent, atau mungkin Kha juga akhirnya cape duduk-berdiri-nangis, Kha duduk di kursi berduri, 5 menit, tanpa nangis kejer, hanya terisak-isak.
Kenapa harus ada kursi berduri?
Harapan bunda sih biar Kha ngerti, kalo ada beberapa kelakuan yang tidak boleh di lakukan, dan akan ada konsekwensi untk prilaku yang tidak pantas.
Selain itu, bunda juga terlalu lelah untuk ber-argumen, apalagi kalau Kha ngeyel, bunda bisa keluar taring, tanduk dan ekor.
Mending bunda berkata baik-baik dengan tegas dan aura khas ibu-ibu lagi bete "Kha, sekarang duduk di kursi berduri 5 menit"
Tanpa emosi
Tanpa marah-marah
Gk perlu ngomel..
Simple
Setelah itu, biasanya Kha tenang, dan bisa di ajak ngomong baik-baik
Tapi Kha sering banget keras kepala, gk mau kompromi walaupun sudah duduk di kursi berduri.
Kalau sudah begitu, bunda akan berfikir keras, what to do next.
Biasanya sih dengan mengurangi/membatasi akses Kha ke mainan pav nya
Percayalah, tarik ulurnya kadang lebih sulit dari define user requirement di kantor
Entah apa akhirnya, tergantung mood Kha, nasib bunda, dan menu snack hari itu, setiap hari di tutup dengan sikat gigi, mendongeng, baca doa tidur, dan kelonan.
Kha dan Bunda selalu bersama, betapa pun sulitnya hari yang kami lalui
0 comments:
Post a Comment